Pengertian Chauvinisme dan Contohnya

Pengertian chauvinisme pada awalnya adalah paham atau pandangan yang mencintai bangsa dan negaranya secara berlebihan, yang menganggap negaranya segala-galanya tanpa melihat kepentingan negara lain. Pengertian ini kemudian meluas bukan hanya dalam konteks bernegara saja, tapi juga mencakup fanatisme ekstrim terhadap kelompoknya atau keyakinannya atau kesetiaan ekstrim seseorang pada orang yang diyakininya tanpa mempertimbangkan pandangan lain di luar pandangannya tersebut. 
Istilah chauvinisme berasal dari seseorang yang bernama Nicolas Chauvin, yaitu seorang prajurit yang dianggap setengah mitos yang hidup di zaman Napoleon Bonaparte. Ia adalah prajurit yang fanatik sekali terhadap kaisarnya, meskipun karena kefanatikannya tersebut ia harus mengalami cacat dan menerima perlakuan yang sangat buruk. Ia masih setia pada kaisarnya, meskipun sang kaisar telah dibuang. Sama halnya seperti Chauvin yang merepresentasikan orang dengan fanatisme berlebihan terhadap kaisarnya yang sudah dibuang, istilah chauvinisme selanjutnya digunakan terhadap orang-orang yang memiliki pandangan serupa. 

Pengertian chauvinisme dalam konteks negara bisa kita terjemahkan secara bebas sebagai seseorang yang sepenuhnya percaya terhadap pandangan negaranya, bahkan bila perlu mengorbankan bangsa dan negara lainnya. Ia tidak mempedulikan lagi kepentingan bangsa dan negara lainnya. Yang ia lihat hanyalah kepentingan negaranya saja. Oleh karena itu, tak heran jika ia adalah pendukung utama agresi pada negara lain. 

Dalam konteks partai, seorang chauvinis akan menganggap partainya adalah segala-galanya bagi hidupnya. Ia akan membabi buta membela partainya meskipun partai tersebut suatu saat terbukti bersalah. Bahkan ia akan menyerang siapapun yang mencoba mengusik partainya. Ia akan menghalalkan segala cara untuk melindungi partainya, termasuk menyerang siapa saja yang memiliki pandangan yang berbeda. Ia juga tak peduli meskipun harus bertaruh nyawa demi partainya tersebut.
Jika pada awalnya istilah ini hanya digunakan pada konteks negara dan politik saja, seiring dengan perkembangan jaman, istilah chauvinisme ini mulai mencakup batasan wilayah yang jauh lebih luas. Chauvinisme tak hanya menunjukkan kesetiaan atau loyalitas terhadap kelompoknya, tetapi juga mencakup kebencian atau sikap permusuhan berlebih-lebihan terhadap suatu kelompok yang pandangannya berbeda dengan dirinya. 

Chauvinisme sangat mudah kita lihat jika kita berbicara mengenai isu SARA. Karena isu SARA sangat rentan sekali, terutama sekali mengenai keyakinan atau kepercayaan agama. Belakangan ini bisa kita lihat ada sekte yang terbentuk karena kebencian terhadap agama. Bahkan ada yang tak ragu untuk menyerang orang-orang yang memeluk agama tersebut hanya karena alasan kebencian semata.
Jadi, secara umum bisa dikatakan bahwa pengertian chauvinisme merupakan fanatisme ekstrim terhadap suatu hal yang diyakini, baik itu kesetiaan ataupun loyalitas yang sangat berlebihan ataupun kebencian yang sangat berlebihan terhadap kelompok lain. Seorang yang mencapai tahap fanatik ini cenderung memiliki standar yang sangat ketat pada pola pikirnya, dan dia cenderung menolak pandangan yang berbeda dengan pandangannya. Dia akan sangat sulit untuk mengubah keyakinannya tersebut.