Teks Dongeng Sejarah : Struktur Isi, Kaidah Kebahasaan, Ciri, Kata Istilah, Pengertian Dan Teladan Tekst Dongeng Sejarah

Kali ini saya akan menjelaskan secara lengkap mengenai teks dongeng sejarah, apa yang akan saya uraikan di artikel kali ini menyangkut, pengertian teks dongeng sejarah, karakteristik atau ciri, struktur isi, kaidah kebahasaan dan unsur lainnya yang terdapat dalam teks dongeng sejarah.

Teks dongeng sejarah yakni salah satu bahan pokok pelajaran bahasa indonesia kurikulum 2013 yang dipelajari di kelas XII.  materi ini perlu dipelajari semoga siswa bisa mengenal struktur isi teks dongeng sejarah, mengenal ciri bahasa  teks dongeng sejarah, mengenal kaidah teks dongeng sejarah, memahami isi teks dongeng sejarah, serta bisa mempelajari makna kata, istilah, ungkapan dalam teks dongeng sejarah.

Di artikel kali ini saya akan jelaskan secara lengkap mengenai teks dongeng sejarah sehingga bisa dijadikan acuan untuk anda yang kebetulan ingin mempelajari teks dongeng sejarah, di artikel kali ini juga saya akan jelaskan mengenai pengertian dari teks dongeng sejarah, dan juga contoh teks dongeng sejarah sehingga anda bisa menciptakan sendiri paragraf teks dongeng sejarah dengan melibatkan unsur-unsur dan juga kaidah kebahasan teks dongeng sejarah.


Kali ini saya akan menjelaskan secara lengkap mengenai  Teks Dongeng Sejarah : Struktur Isi, Kaidah Kebahasaan, Ciri, Kata Istilah, Pengertian Dan Teladan Tekst Dongeng Sejarah

Pengertian Teks Cerita sejarah

Text dongeng sejarah yakni text yang didalamnya menjelaskan dan menceritakan wacana kejadian fakta masa kemudian yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan baik naratif maupun deskriptif.


Struktur isi teks dongeng sejarah

Untuk lebih gampang memahami dan menciptakan teks dongeng sejarah maka salah satu yang harus dipahami yakni struktur isi teks dongeng sejarah, struktur teks yakni kerangka contoh yang sanggup dipakai untuk menyebarkan teks menjadi paragraf utuh, struktur teks dongeng sejarah memang berbeda dengan teks biasa, teks dongeng sejarah pada umumya mempunyai struktur isi yang berorientasi pada dongeng sejarah,berisi rangkaian kejadian yang diikuti oleh re orientasi.


1. Judul, merupakan  kata kunci yang mewakili keseluruhan isi cerita, pada teks dongeng sejarah judul sanggup berupa nama tempat, benda kejadian dan lain sebagainya, biasanya di awali dengan kata asal mula, asal usul, sejarah dan kata lainnya yang mendukung bahwa isi dongeng mengandung nilai keseharahan.

2. Pendahuluan atau orientasi
Pendahuluan atau orientasi yakni pembuka atau pengantar pembicaraan sehingga pembaca tidak pribadi di bawa pada inti dongeng yang dibahas, pendahuluan ini bisa kita isi dengan pengenalan awal kejadian sejarah, pendahuluan ini bersifat opsional artinya boleh tidak dilibatkan didalam teks.

3. Rekaman peristiwa
Ini yakni bab dari teks yang merupakan inti dari teks dongeng sejarah, pada bab rekaman kejadian sejarah ini di uraikan secara lengkap dari mulai awal hingga simpulan secara kronologis.

4. Penutup atau reorientasi
Berisi dongeng simpulan atau kesimpulan dari paparan yang diceritakan sebelumnya, pada umumnya  berupa akhir atau konsequensi  dari rangkaian kejadian sebelumnya, ibarat contohnya kekalahan, kemenangan atau simpulan hidup dan bisa juga berisi komentar penulis atau penilaian dari peristiwa.


Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

1. Konjungsi temporal
Konjungsi temporal yakni kata hubung yang menghubungkan dua kejadian atau peristiwa, konjungsi temporal dibagi kedalam beberapa jenis diantaranya adalah:
  • Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal sederajat contohnya apabla, bilamana, demi, hingga ketika, sejak, selama, semenjak sementara, tatkala, waktu, setelah, setelah dan sebagainya.
  • Konjungsi temporal yang menghubungkan dua buah kalimat yang sederajat, yang termasuk kedalam konjungsi temporal ini diantaranya yakni setelahnya dan sesudahnya.
2. Nomina / kata benda
Untuk nomin dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut:
  • Nomina modifikatif contohnya dua botol, ruang makan dan lain sebagainya.
  • Nomina kordinatif (kata benda saling menerangkan),  misalnya sandang pangan, lahir batin, hak dan kewajiban, sarana dan prasarana, adil dan makmur dan lain sebagainya.
  • Nomina apositif, sebagai keterangan yang diselipkan atau ditambahkan,  misalnya pergi berlibur ke garut, teman sekamarku, Aulia dan lain sebagainya.
3. Verba
Ini sama halnya dengan kelompok nomina di bagi menjadi beberapa kelompok yaitu verma modifikatif, verba kordinatif dan verba apositif.


4. Nominalisasi
yakni proses pembentukan nomina atau kata benda dari kelas yang lain dengan memakai istilah tertentu, biasanya sering dipakai pada bahasa yang dipakai untuk menjelaskan isi dari penceritaan ulang. Dalam pembetukan nomina biasanya selalu melibatkan derma imbuhan antara lain:

  • Sufiks atau akhiran, ibarat contohnya akhiran an, at, si, isme, is or dan tas, sebagai contoh contohnya saya sangat menyukai manisan yang dibentuk istriku, atau Dia yakni seorang komikus populer di dunia dan lain sebagainya.
  • Prefiks atau awalan, contohnya ibarat pe, se, ke, ibarat contohnya saya sekantor dengan dia, atau pedagang itu sangat jujur
  • Konfiks atau adonan awalan dan akhiran,  seperi contohnya ke-an, pe-an dan per-an, contohnya kalimat yang mengandung kata ibarat pengaturan, pertunjukan atau kekayaan dan lain sebagainya.
  • Infiks atau sisipan, ibarat contohnya el dan er, ibarat contohnya kalimat yang mengandung kata ibarat gelembung, seruling, telunjuk dan lain sebagainya.


Kaidah teks  dongeng sejarah

Kaidah atau hukum teks dalam dongeng sejarah biasanya selalu melibatkan kata kerja (verba) material, pronomina atau kata ganti, kata-kata yang membuktikan kejadian atau peristiwa, adanya  dan konjungsi (kata penghubung) temporal. Untuk lebih jelasnya bisa lihat dibawah ini.

  • Pronomina (kata ganti), merupakan kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
  • Frasa adverbial, meupakan kata yang membuktikan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
  • Verba material, merupakan kata yang berfungsi untuk membuktikan acara atau perbuatan positif yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material membuktikan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya membaca, menulis, dan menyapu.
  • Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berkhasiat untuk menata urutan-urutan kejadian yang diceritakan, teks dongeng sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal.

Jenis Isi teks dongeng sejarah

Secara umum teks dongeng sejarah sanggup dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Cerita sejarah fiksi yaitu dongeng sejarah yang tidak nyata. Jalan dongeng pada teks sejarah fiksi disusun menurut kisah dari dunia positif dan disajian menurut sudut pandang pribadi pengarangnya. Karakter tokoh yang terdapat pada dongeng tidak digambakan sepenuhnya. Jenis-jenis dongeng sejarah fiksi adalah:
  • Novel
  • Cerpen
  • Legenda

2. Cerita sejarah non fiksi yaitu dongeng sejarah yang benar-benar pernah terjadi atau nyata. Jenis-jenis dongeng sejarah non fiksi adalah:
  • Biografi
  • Autobiografi
  • Cerita perjalanan
  • Catatan sejarah.

Teks dongeng sejarah non fiksi harus menurut bukti dan data-data yang objektif. Penggambaran tokoh di dalam dongeng harus ditulis menurut fakta dan data.


Contoh teks dongeng sejarah

Salah satu conoh dari teks sejarah contohnya sebagai berikut:

 SEJARAH TERBENTUKNYA PULAU SAMOSIR DANAU TOBA

Siapa yang tidak mengenal Pulau Samosir yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini, tentunya anda telah mendengar banyak informasi mengenai Pulau Samosir yang sangat indah dan kaya akan budaya batak ini. Pulau Samosir sudah sangat famous / populer bukan hanya di Indonesia saja, melainkan sudah populer diseluruh dunia dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, khususnya Sumatera Utara.

Pulau Samosir yakni sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan bahari menyebabkan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis. Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang gres dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba -Samosir.

Pulau Samosir merupakan sebuah pulau besar di Danau Toba dimana di Pulau Samosir sendiri terdiri dari enam kecamatan dari sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir.  Danau Toba sendiri mempunyai panjang 100 km dengan lebar 30 km dan kedalaman bisa mencapai 505 m yang berada di ketinggian 900 meter. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanologi terbesar di dunia. Pulau Samosir sendiri mempunyai luas 640 km2 dan merupakan pulau tengah danau kelima terbesar di dunia.

Danau Toba dan Pulau Samosir terbentuk dari letusan gunung berapi maha dahsyat sekitar 69000 hingga 77000 tahun yang kemudian dengan skala 8.0 Volcanic Explosivity Index (VEI) . Skala 8.0 VEI dideskripsikan sebagai letusan supervulkanologi sangat dahsyat yang memuntahkan >1000 km3 material letusan dengan ketinggian letusan mencapai 50km dan menghipnotis suhu dan kondisi di lapisan toposphere dan stratosphere bumi.

Dahulu Pulau Samosir berada dalam satu daratan dengan Pulau Sumatera, berbentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Bagian paling sempit dari Samosir yakni di Pangururan, lebarnya hanya sekitar 300 meter. Warga dulu menyeret bahtera semoga bisa pindah ke sisi Danau Toba yang satunya, daripada harus memutari Samosir.

Pada masa penjajahan Belanda dibangunlah jalan masuk sungai untuk mempertemukan kedua sisi Danau Toba. Perahu bisa lewat dari satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya tanpa memutari Samosir. Dengan jalan masuk itu, terputuslah sudah Samosir dengan dataran Sumatera dan bisa dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau. Area pemotongan Samosir tersebutlah yang disebut dengan Tano Ponggol. Pada awalnya, area Tono Ponggol dibangun sebuah jembatan dengan memakai kayu untuk waktu yang cukup lama. Namun sekarang Jembatan Tano Ponggol sudah dibeton pada tahun 1982. Menurut buku-buku Budaya Batak, Tano Ponggol di “potong” Belanda dengan dua alasan yaitu pertama bertujuan untuk memperlancar transportasi air dan kedua bertujuan untuk memecah belah Bangsa Batak dahulu secara psikologis.