Pulang dimarahi, nggak pulang dicari | Sopir setara Penyair dalam Grafiti Bak Truk


Grafiti bak truk alias tulisan pada bak truk di atas berbunyi lengkap:
pulang dimarahi
nggak pulang dicari

Bentuk penulisan grafiti di atas menyerupai penulisan syair karena terdiri dari dua baris yang sama-sama diakhiri dengan bunyi /i/ dalam kata dimarahi dan dicari. Akan tetapi syair harus terdiri dari empat baris, karena tulisan pada bak truk tersebut hanya ada dua baris, maka dapat disebut syair kilat.


Syair kilat yang dituangkan dalam bentuk grafiti bak truk tersebut menunjukkan kehidupan seorang sopir truk yang harus berjalan jauh dan jarang pulang ke rumah karena mengantarkan barang ke kota-kota lain bahkan antar-pulau. Foto di atas diambil di jalan antara Jember-Bondowoso, masih sebagai bagian dari pencarian data dalam penyelesaian skripsi seperti foto-foto bak truk sebelumnya. Dilihat dari nomor polisi (plat nomornya), mobil tersebut merupakan mobil Jakarta: plat B.

Orang yang bekerja sebagai sopir truk, jika jadwalnya pulang tetapi tidak pulang pasti dicari oleh istri dan keluarganya. Sementara itu jika pulang tetapi tidak membawa uang yang diinginkan pasti juga akan dimarahi. Oleh sebab keadaan yang seperti itu, menginspirasi pembuat grafiti (sopir atau pemilik truk) untuk memproduksinya dalam bentuk grafiti dengan wujud syair. Dengan demikian pembaca grafiti tersebut pasti akan terhibur dengan keindahan rima yang digunakan. 

Baru tahu ya kalau sopir itu setara penyair.